Jangan Jadikan Keterbatasan sebagai Kambing Hitam untuk
Tidak
Bergerak dan Berusaha
Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru memegang andil yang besar di
dalam dunia pendidikan itu sendiri. Tidak dapat dimungkiri, dari seorang guru
terlahir para pengusaha, dokter, ilmuwan, polisi, menteri, bahkan seorang
presiden pun lahir berkat sosok guru yang kini menjadi panutannya. Oleh karena
itu, kualitas dan dedikasi yang tinggi perlu dimiliki oleh setiap guru di
negeri ini, sehingga mampu memajukan pendidikan di Indonesia yang selama ini
tenggelam. Berbicara tentang guru tentu sangat erat kaitannya dengan
sebuah sekolah. Sekolah yang berkualitas pasti dilatarbelakangi oleh guru yang
berkualitas pula. Tidak perlu jauh-jauh, contoh nyatanya telah saya temukan di
sekolah saya sendiri yaitu SMA Negeri Bali Mandara. Sekolah saya ini sedikit
berbeda dengan sekolah menengah atas lainnya karena menggunakan sistem asrama
atau boarding school. Perekrutan untuk siswa dan guru di sekolah ini
juga berbeda dengan sekolah lain. Sekolah saya ini menerima siswa-siswi yang
berasal dari seluruh kabupaten yang ada di Bali dengan keadaan ekonomi menengah
ke bawah. Kendati demikian, kualitas siswa-siswanya tetap unggul karena mereka
telah mengikuti berbagai tes seperti tes potensi akademik, psikotes, tes
kesehatan, focus group discussion, dan wawancara sebelum menjadi siswa
di sekolah ini.
Tidak hanya siswa, guru yang mengajar di sekolah ini juga
diseleksi sedemikian rupa, sehingga mendapatkan guru-guru yang berkualitas.
Berbagai tes harus dilalui oleh mereka
sebelum diterima di sekolah ini seperti tes wawancara, tes mengajar, dan juga
tes bakat. Setiap guru di sekolah ini tidak hanya memiliki kemampuan untuk
mengajar, tetapi juga memiliki bakat tertentu yang bisa mereka salurkan kepada
siswa dalam suatu ekstrakulikuler. Guru-guru di sekolah saya ini memang guru-guru yang
hebat dan berkompeten di bidangnya. Mereka menjalankan kewajibannya dengan baik
walaupun terkadang harus mengorbankan energi dan juga pikiran untuk mengajari
dan membimbing siswanya. Dari jam mengajar saja sudah berbeda dengan jam
mengajar guru-guru di sekolah lain. Jika guru di sekolah lain datang ke sekolah
jam 7 pagi dan bekerja hingga jam 2 sore, guru-guru di sekolah ini bahkan lebih
dari itu. Mereka harus datang ke sekolah jam 7 pagi dan bekerja hingga jam 6
sore, bahkan bisa sampai jam 10 malam jika harus memberikan jam tambahan
ataupun mengawasi kegiatan siswa yang diadakan pada malam hari. Tidak hanya
itu, guru-guru di sekolah ini juga rela mengorbankan waktu istirahatnya pada
malam hari hanya untuk membina siswa dalam mengikuti ajang perlombaan di luar
sekolah. Kegiatan siswa yang terlalu padat dari pagi hingga sore hari, menjadi
salah satu alasan yang membuat guru-guru di sekolah ini harus mengambil waktu
tambahan di malam hari.
Setiap guru yang mengajar di SMA ini adalah guru-guru
yang berdedikasi. Namun, di antara mereka terdapat sesosok guru yang sangat
menginspirasi saya untuk melatih dan mengasah kemampuan saya. Kini guru
tersebut menjadi pembina saya dalam sebuah Club
atau yang lebih dikenal dengan sebutan KSPM (Kelompok Siswa Penggemar Mata
Pelajaran). SYSC (Smanbara Young
Scientist Club) inilah sebutan untuk Club
yang kini menjadi bagian dari hidup saya. Awalnya saya sangat enggan untuk
berkecimpung dalam dunia tulis-menulis. Namun, semuanya berubah ketika saya
bertemu sesosok pembina yang tulus dan memiliki pengabdian tinggi terhadap Club ini. Mr. Madiya sebutan inilah yang kerap saya lontarkan kepada pembina
saya ini. Pengalaman hidup beliau yang begitu menarik, membuat saya menjadi
termotivasi untuk meraih cita-cita dan masa depan yang cerah.
Mr.
Madiya adalah guru yang
berangkat dari keadaan ekonomi menengah ke bawah. Di masa kecilnya, beliau
harus bekerja keras membantu orangtua agar mampu menunjang biaya untuk
sekolahnya. Keadaaan geografis di lingkungan rumah yang kurang mendukung dan
sulit untuk mengakses air bersih, membuat beliau harus berjuang keras setiap
harinya. Kerap kali, beliau harus mengorbankan waktu bermainnya untuk mencari
pasokan air setelah pulang dari sekolah. Jarak antara rumah dan sekolah yang
begitu jauh sering membuat beliau merasa lelah ketika baru pulang dari sekolah,
apalagi ditambah dengan melakukan pekerjaan yang sangat memakan energi ini.
Namun, beliau tidak pernah mengeluh dan selalu bersemangat untuk menjalani
segala tantangan dan rintangan di hidupnya.
Semuanya memang tidak terlepas dari dukungan orangtua
yang selalu berada ditengah-tengah beliau. Sosok bapak yang keras membuat
beliau tumbuh menjadi pribadi yang tahan banting akan tantangan, sehingga
membuatnya tidak mudah menyerah dalam menjalani pahitnya kehidupan. Kendati
beliau disibukkan oleh pekerjaannya untuk membantu orangtua, akan tetapi beliau
tetap mampu menjadi bintang di sekolahnya. Selama duduk di bangku SD sampai SMA
beliau tidak pernah absen dalam mengambil jatah sebagai peringkat satu umum.
Walaupun waktu belajar yang dimilikinya terbatas, tetapi beliau pandai
memanfaatkan peluang. Setiap hari, beliau selalu membawa kerpekan materi di kantongnya, sehingga beliau tetap bisa belajar
sambil membantu pekerjaan orang tuanya.
Tidak cukup berhenti sampai SMA, beliau juga mengukir
prestasi ketika menyandang status sebagai mahasiswa di salah satu perguruan
tinggi yang terkenal di Bali. Dengan bergabung ke dalam kelompok peneliti dan
pembuatan karya tulis ilmiah, beliau akhirnya menemukan potensi yang kini menjadi
titik awal kegemilangan prestasinya. Walaupun awalnya kemampuan beliau
diragukan oleh kakak kelas dan temannya yang tergabung dalam kelompok tersebut,
beliau tetap optimis dan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Keterbatasan
sarana tidak menjadi suatu perkara bagi beliau dalam meraih prestasi. Walaupun
tidak mempunyai komputer atau laptop, beliau tetap bisa membuat karya tulis berkat
pinjaman komputer dari temannya. Hal inilah yang membuat beliau harus selalu
bergadang setiap malam hari. Hingga akhirnya, perjuangan beliau tersebut
berbuah manis. Setelah beberapa kali mengalami kegagalan, kini beliau mampu
memborong berbagai prestasi dalam lomba karya tulis ilmiah, baik di tingkat
provinsi maupun nasional. Berkat prestasi-prestasi itu
juga, beliau mampu membeli laptop dan motor yang sampai saat ini kedua barang
tersebut masih aktif digunakannya
Tidak hanya di sekolah, kini nama beliau juga terkenal di
desa yang telah lama ditempatinya. Desa yang awalnya dianggap sebagai desa yang
tertinggal dan identik dengan gelandangan pengemis, kini telah berubah menjadi
desa yang terkenal akan pengolahan gula kristal lontarnya. Hal ini disebabkan
oleh penelitian yang beliau angkat tentang potensi pohon lontar yang sangat
melimpah di desanya itu. Akhirnya, dengan penelitian tersebut, pengolahan nira
lontar menjadi gula kristal yang telah berkembang di desanya itu mulai menarik
perhatian masyarakat luas. Pemasaran yang beliau lakukan melalui media massa
juga sangat membantu eksistensi gula kristal lontar ini sehingga akhirnya dusun
munti gunung mulai dilirik sebagai daerah yang dapat dijadikan percontohan
dalam pegolahan potensi alam. Atas jasanya dalam memajukan dusun munti gunung,
beliau pun dijadikan sebagai sosok panutan di tempat tinggalnya. Sampai-sampai
pengalaman hidupnya selalu diceritakan kepada semua anak yang tinggal di
desanya itu, sebagai salah satu bentuk suntikan motivasi untuk meraih
cita-cita.
Tidak hanya dari pengalaman hidup beliau, cara membina
yang sangat luar biasa juga menjadi salah satu motivasi bagi saya untuk meraih
prestasi di sekolah ini. Walaupun memiliki kewajiban untuk mengajar mata
pelajaran kimia di sekolah, tetapi beliau tetap mampu menyisihkan waktunya
untuk membina siswa di Club SYSC ini.
Karena pembinaan dilaksanakan pada siang hari dan sore hari membuat beliau
harus berkorban waktu dan energi setiap harinya. Kendati demikian, Mr. Madiya tidak pernah mengeluh dan menyesal dalam membina
siswanya. Menurut saya, beliau tidak hanya menjadi pembina yang luar biasa
tetapi beliau juga telah saya anggap sebagai bapak saya sendiri. Setiap saya
memiliki masalah, baik di bidang akademik, nonakademik, maupun sosial beliau
selalu tertarik untuk mendengarkan curhatan saya. Berbagai saran dan solusi
yang kerap beliau berikan membawa perubahan positif di hidup saya.
Awalnya saya memang bukan siapa-siapa di sekolah ini,
tetapi setelah dibina oleh Mr. Madiya
dalam Club SYSC saya mampu mencuri
perhatian semua orang dengan menunjukkan berbagai prestasi. Memang diawal
kegagalan sering menghampiri saya, maklum karena saya baru bersatatus sebagai
pemula dalam dunia tulis-menulis. Akan tetapi, kegagalan itu tidak membuat
semangat saya surut. Saya terus menulis dan menulis hingga akhirnya saya mampu
meraih juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Provinsi. Tidak puas sampai
disana, saya pun mulai serius menekuni dunia menulis dan sampai saat ini banyak
prestasi yang telah saya raih seperti Juara 1 LKTI Bali Mandara, Juara 1 LKTI jurusan
Bimbingan Konseling di Undiksha, Juara 3 LKTI jurusan Geografi di Undiksha, dan
Juara harapan 1 LKTI jurusan Teknik Sipil di Politeknik Negeri Bali.
Begitu besar jasa yang telah beliau berikan kepada saya,
sehingga membuat saya selalu termotivasi untuk maju dan meraih lebih banyak
prestasi. Bercermin dari pengalaman beliau, suatu hari nanti saya ingin menjadi
orang yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitar saya. Dari beliau saya belajar
untuk membantu sesama tanpa menuntut sebuah imbalan. Melakukan setiap aktivitas
dengan usaha yang maksimal walaupun terkadang perjuangan yang dilakukan tidak
berakhir manis. Beliau memang sosok yang patut djadikan panutan, walaupun
memiliki masa lalu yang pahit tidak turut membuat semangatnya padam.
Jika saja semua siswa ataupun remaja memiliki semangat
seperti beliau, sudah bisa dipastikan negara ini tidak akan merangkak lagi. Semangat
perjuangan dan kerja keras akan tumbuh dalam jiwa generasi muda. Pembangunan
bangsa dan negara yang selama ini sempat tersendat oleh perkara kualitas dan
dedikasi tidak akan terjadi lagi. Jangan biarkan keterbatasan menghalangi
langkahmu. Mari ciptakan perubahan bagi semua orang, jadilah penginspirasi
dunia.
Komentar
Posting Komentar